Sekolahku Rumah Keduaku
Masuk SMAN 68 memang tidak mudah. Butuh berbagai pengorbanan untuk mendapatkannya. Kebetulan, keberuntungan memihakku. Aku berhasil masuk 68 dengan nilai yang biasa saja bagi anak yang lain. Pak Budi selalu mengatakan "Anggap 68 sebagai rumah kedua kalian" dan sepertinya hal itu benar benar aku lakukan saat ini.
Banyak yang bilang 68 sudah seperti rutan, keluar susah masuk susah. Maka dari itu aku berusaha untuk menjadikan 68 seperti rumah keduaku sendiri. Contohnya yaitu tidur di kelas. Karena padatnya waktu belajar di rumah maupun di sekolah, waktu tidur ku pun sering berkurang. Jujur saja aku orangnya gampang sekali mengantuk. Untuk mengatasinya jika guru sedang tidak ada, aku akan tidur diatas meja yang sudah seperti tempat tidurku sendiri. Kadang aku harus merelakan duit cebanku untuk membeli sekaleng kopi demi tidak tertidur di kelas. Untuk orang yang belajar sistem SKS sepertiku, kopi sangatlah berguna untuk tidak tiba tiba teler saat kegiatan belajar mengajar.
Aku sudah menganggap tempat duduk ku seperti singgasanaku sendiri. Hampir setiap hari aku meletakan tas berhamburan di lantai. Kadang aku juga sering melepas sepatu dan hanya memakai kaus kaki untuk berjalan jalan di kelas. Kadang kaus kaki ku basah terkena air saat aku di toilet, maka dari itu aku menjemurnya di bawah meja dan membuatku nyeker tanpa malu lagi.
Kelasku sudah seperti keluarga keduaku sendiri. Aku menyukai hampir seluruh dari anggota kelasku. Aku juga dekat dengan hampir seluruh anak perempuan di kelasku. Menurutku mereka memiliki personality yang berbeda-beda dan aku sangat tertarik untuk berdekatan dengan tiap-tiap dari mereka. Aku juga kadang sudah tidak malu lagi untuk melakukan hal gila di kelas. Mungkin karena aku juga punya teman yang sama gila nya dengan aku sehingga urat maluku putus. Semoga aku semakin menyukai 68 dan menganggapnya seperti rumah sendiri terus.
Banyak yang bilang 68 sudah seperti rutan, keluar susah masuk susah. Maka dari itu aku berusaha untuk menjadikan 68 seperti rumah keduaku sendiri. Contohnya yaitu tidur di kelas. Karena padatnya waktu belajar di rumah maupun di sekolah, waktu tidur ku pun sering berkurang. Jujur saja aku orangnya gampang sekali mengantuk. Untuk mengatasinya jika guru sedang tidak ada, aku akan tidur diatas meja yang sudah seperti tempat tidurku sendiri. Kadang aku harus merelakan duit cebanku untuk membeli sekaleng kopi demi tidak tertidur di kelas. Untuk orang yang belajar sistem SKS sepertiku, kopi sangatlah berguna untuk tidak tiba tiba teler saat kegiatan belajar mengajar.
Aku sudah menganggap tempat duduk ku seperti singgasanaku sendiri. Hampir setiap hari aku meletakan tas berhamburan di lantai. Kadang aku juga sering melepas sepatu dan hanya memakai kaus kaki untuk berjalan jalan di kelas. Kadang kaus kaki ku basah terkena air saat aku di toilet, maka dari itu aku menjemurnya di bawah meja dan membuatku nyeker tanpa malu lagi.
Kelasku sudah seperti keluarga keduaku sendiri. Aku menyukai hampir seluruh dari anggota kelasku. Aku juga dekat dengan hampir seluruh anak perempuan di kelasku. Menurutku mereka memiliki personality yang berbeda-beda dan aku sangat tertarik untuk berdekatan dengan tiap-tiap dari mereka. Aku juga kadang sudah tidak malu lagi untuk melakukan hal gila di kelas. Mungkin karena aku juga punya teman yang sama gila nya dengan aku sehingga urat maluku putus. Semoga aku semakin menyukai 68 dan menganggapnya seperti rumah sendiri terus.
Komentar
Posting Komentar